Esensi Atau Alasan Kehadiran Para Rasul


1.      Esensi Para Rasul
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghutitu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Qs. An-Nahl:36)

Pokok Kandungan Ayat Allah SWT. Menjelaskan bahwa para Rasul itu diutus sesuai dengan sunnatullah yang berlaku pada umat sebelumnya. Mereka itu adalah pembimbing manusia ke jalan yang lurus. Bimbingan rasul-rasul itu diterima oleh orang-orang yang dikehendaki oleh Allah dan membawa mereka kepada kesejahteraan dunia dan kebahagian akhirat.
Allah SWT. Menjelaskan bahwa Dia telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat yang terdahulu, seperti halnya Dia mengutus Nabi Muhammad SAW. kepada umat manusia seluruhnya. Oleh sebab itu, manusia hendaklah mengikuti seruannya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Allah SWT. berfirman:
Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran] sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (QS. Al-Fatir: 24)
Dan firman-Nya:
Dan Tanyakanlah kepada Rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah yang Maha Pemurah?"(QS. Az-Zukhruf: 45)
Dari uraiannya tersebut dapat dipahami bahwa Allah tidak menghendaki hamba-Nya menjadi kafir, karena Allah SWT. telah melarang mereka mengingkari-Nya. Larangan itu telah disampaikan melalui para rasul-Nya.


2. Kosakata 
Kata طاغوت)) thaghut terambil dari kata ) طغى ) thaga yang yang pada mulanya berarti melampaui batas. Ia bisa juga dipahami dalam arti berhala-berhala, karena penyembahan berhala adalah sesuatu yang sangat buruk dan melampaui batas. Dalam arti yang lebih umum, kata tersebut mencakup Tuhan, pelanggaran, dan kesewenang-wenangan terhadap manusia.
Hidayah (petunjuk) yang dimaksud ayat di atas adalah hidayah khusus dalam bidang agama yang dianugrahkan Allah kepada mereka yang hatinya cenderung untuk berupaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Secara panjang lebar macam-macam hidayah Allah telah penulis kemukakan bahwa dalm bidang petunjuk keagamaan, Allah menganugrahkan dua macam hidayah. Pertama, hidayah menuju kebahagiaan dunia dan ukhrawi. Cukup banyak ayat-ayat yang menggunakan akar kata hidayah yang mengandung makna ini, misalnya:
 “Dan Adapun kaum Tsamud, Maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, Maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan”.(QS. Fushilat: 17)

Kedua, hidayah (petunjuk) serta kemampuan untuk melaksanakan isi hidayah itu sendiri. Ini tidak dapat dilakuakan kecuali oleh Allah SWT. Karena itu ditegaskan bahwa:
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(QS. Al-Qashash:56)

Alllah menganugrahkan hidayah kedua ini kepada mereka yang benar-benar ingin memperolehnya dan melangkahkan kaki guna mendapatkannya. Pesan. Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini yaitu
·         Perintah untuk tidak beribadah selain kepada Allah dan tidak mengingkarinya/kafir
·         Perintah untuk menjauhi syaitan dan sekutunya

·         Dapat mengambil pelajaran pada setiap kesalahan yang pernah diperbuat oleh ummat terdahulu dan tidak mengulanginya kembali.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama