3 Alasan Yang membuat Pernikahan Lebih Bermakna Dari Pacaran


Setiap insan pasti menginginkan hubungan dengan pasangannya menjadi kuat dan berkualitas. Namun tidak sedikit fenomena sekarang membuat hubungan begitu sulit untuk dibina, selain banyak contoh gagalnya, perasaan takut dan khawatir membuat kita sulit melangkah maju ke jenjang hubungan pernikahan yang lebih tinggi dan mulia sehingga memilih hubungan berpacaran saja.

Padahal ada beberapa kelebihan dari hubungan pernikahan yang membuatnya lebih bermakna dari hubungan pacaran:

1. Menikah keluar uangnya Jelas, kalau pacaran keluar uang ya gitu deh…
Kalau orang yang pernah punya hubungan pacaran pasti merasakan bagaimana keluarnya uang untuk membahagiakan sang tercinta. niatnya sih bagus untuk membantu kesulitan, memanjakan, memberikan perhatian tapi ketika suatu saat kita meminta hal yang sama bahkan kurang dari itu justru kesannya minta imbalan dan tidak ridha.

Uang yang kita keluarkan pun statusnya tanda tanya apakah membawa kebaikan atau membawa keburukan. Jika putus kalau tidak diungkit-ungkit pasti terkenang (nge-feel banget jadinya kalau ingat barang-barang mantan).

Berbeda dengan yang menikah, mengeluarkan uang pada pasangan justru jadi kewajiban buat sang suami dan nilai kebaikan bagi sang istri. Jelas saling berbagi dan jelas saling mengatur. 

2. Menikah leluasa mengekspresikan kasih sayang, pacaran terbatas mengekspresikan kasih sayang 
Ketika sudah menginjak hubungan rumah tangga, maka saling perhatian, memberi dan meminta kasih sayang bisa dilakukan tanpa sungkan.

Ditambah kalau-kalau suami minta sesuatu pada istri (if you know what I mean) pasti dikasih, karena ada dalilnya istri nggak boleh nolak dan biasanya istrinya juga mau :D.

Beda sama status pacaran yang biasanya menuntut pengertian dan perhatian berat di satu pihak. Apalagi meminta full perhatian lewat sms, telepon dan media chat selalu ada ketidanyamanan di salah satu pihak lagi, kalau ketemuan tiap hari nggak enak dengan orangtua dan tetangga. Jadinya perhatian dan kasih sayang kita terbatas.

Belum lagi kesan cuek dan tidak sayang kalau tidak bisa memenuhi keinginan, dikabulkan ribet nggak dikabulkan ribet juga.

Kalau pun ada kesempatan untuk (if you know what I mean) jadinya bukan nikmat tapi mendatangkan masalah ke depan.

3. Menikah status dunia akhirat jelas, Pacaran statusnya Cuma pacaran doang
Ketika sudah putus menjadi pacar, maka kedua pihak sulit untuk mencari peluang balikan karena status mereka tidak memiliki ikatan resmi. Semua yang pernah dilakukan dan dikorbankan bisa hapus begitu saja, apalagi jika pihak perempuan “memberikan sesuatu yang seharusnya tidak diberikan” emang bisa dikembalikan :D

“Kita kan Cuma pacaran” kalimat yang singkat tapi menusuk :p
Dan yang paling berat bagi para mantan adalah ABS (After-break Syndrome) saat terkenang masa lalu, stalking, nge-feel, galau guling-guling diatas tikar. Saat yang paling menyiksa hati, mau balikan gengsi tapi mau heheheeh

Berbeda dengan status pernikahan, ketika ada masalah maka yang teringat adalah “kita sudah jadi suami istri”, kedua pihak atau salah satu pihak akan mengalah untuk mempertahankan rumah tangga dan memperbaiki diri untuk kesempatan selanjutnya. Setiap kesabaran dan proses menjalaninya mendatangkan pahala.

Dan ketika rumah tangga sedang diuji maka akan membuat hubungan semakin matang dan kuat berbeda dengan pacaran semakin banyak ujian semakin hangus.

Lebih baru Lebih lama