4 Realita Mengenai Pengkhianat Dan Penjaga Amanat

Sebagai muslim selain mengkaji ayat al-qur’an dan hadis ada kalanya kita juga harus mengkaji diri pribadi, orang lain dan kisah-kisah i’tibar asalkan dengan riwayat yang shahih, terjamin keasliannya dan bukan ghibah.
Adapun kajian kali ini adalah tentang 'Umar Ibnul Khaththab yang pernah berdoa رضي الله عنه : "Ya, Allah, aku mengadukan kepada-Mu kelemahan orang yang amanah dan pengkhianatan orang yang kuat."

Dari pernyataan Umar ra. Tersebut dapat kita pahami beberapa poin diantaranya:

1. Realita orang lemah selalu dibelakang

Jika bercermin zaman sekarang orang-orang lemah baik itu fakir miskin, dhuafa, manula dan kekurangan fisik selalu dipandang sebelah mata bahkan sorotan terhadap mereka sedikit, berbeda dengan orang-orang kuat dengan pendidikan tinggi, jabatan besar, ketenaran dan harta melimpah selalu berada di depan baik lewat media atau dunia nyata.

2. Orang lemah lebih banyak yang bisa dipercaya

Kenapa bisa ada pernyataan tersebut? Karena orang lemah jarang mendapat perhatian dan kepercayaan, sekalinya mendapatkan mereka akan bersyukur dan menjaga dengan penuh kewaspadaan agar kepercayaan yang diberikan tidak rusak dan berharap bisa dipercaya lagi. Tentunya orang-orang lemah ini adalah orang lemah yang mukmin bukan orang lemah yang melupakan Tuhannya (Kafir).

3. Realita Orang Kuat Selalu Di depan

Coba lihat media atau obrolan dengan teman dan saudara, banyak membahas orang-orang yang kuat dalam jabatan, ketenaran dan kekayaaan. Mereka menjadi public figure yang menarik untuk dibahas. Karena setiap tindakan mereka terasa begitu penting dan berarti, padahal jika kita kaji yang dinilai itu adalah yang nampak kita tidak pernah tahu orang yang pandai berbicara atau pandai beraksi seperti apa watak dan sifat dibelakangnya.

4. Orang Kuat yang Ingin Dilihat Kuat

Berhati-hatilah dalam memberi amanat kepada orang yang merasa dirinya kuat. Dia berbicara dihadapan kita seakan-akan seorang ahli dan mampu mengatasi semua masalah. Orang seperti berusaha membuat stigma kuat dan hebat, agar bisa dikagumi, diperlukan dan diberikan amanat. Padahal sebenarnya ketika seseorang mulai merasa dirinya hebat maka Allah Aza Wa Jalla akan memberikan ujian yang lebih berat, sehingga lebih berisiko untuk berkhianat, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw
“Barangsiapa yang meminta sebuah kedudukan maka Allah akan memberatkannya dan barangsiapa yang diberi kedudukan maka Allah akan meringankannya (penj. membantunya)”
 Karena itu hati-hati dalam mengagumi dan mempercayai orang yang minta dikagumi dan dipercayai karena ketulusan perbuatan dan kelurusan niatnya menjadi pertanyaan yang besar


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama