Definisi Dan Pengertian Qalb


Berkaitan mengenai Qalb  menurut Abu Hamid al-Ghazali yang telah disusun oleh mahasiswa angkatan 1989-1990 yaitu Abdul Aziz Zakaria. Menurutnya berpendapat bahwa al-Ghazali membagi definisi qalb menjadi dua ; dari segi  materi dan spiritual.   
Definisi Qalb dari segi spiritual :
Makna Qalb dari segi spiritual bersifat ruhaniah (ruh manusia)  yang membawa amanah dari Allah , kemudian dihiasi dengan ilmu pengetahuan-Nya, ilmu pengatahuan yang dilandasi dengan fitrah dasarny dan ruh yang selalu mengumandangkan keesaan Allah.  Al-Ghazali membagi hati ke dalam tiga bagian yaitu :
1.      Hati yang salim (selamat), yaitu hati yang tenang , yang selalu mengingat Allah, orientasinya adalah ukhrawi (akhirat) dan ini lah orang-orang yang akan dijanjikan Allah dengan kenikmatan akhirat.
2.      Hati yang maridh (sakit), yaitu hati yang didalamnya ada penyakit. Jelasnya ada ibadah tetapi juga ada maksiat didalamnya seperti sifat iri, sombong, dengki, resah-gelisah, tidak tenang, kufur dan lain sebagainya.
3.      Hati yang mayyit (mati) yaitu hati yang sudah pekat dengan dosa-dosa. Hati yang sudah tidak peduli dengan akhirat dan  sekelilingnya. Hatinya mati karena tidak ada Allah.[1]
Al-Ghazali menetapkan hati dengan ungkapannya, “Hakikat hati bukanl;ah berasal dari alam fisik, namun ia berasal dari alam metafisik, karenanya keberadaannya dialam fisik ini masih dianggap aneh”. Sehingga apabila seseorang mampu membuka penghalang yang ada dalam dirinya di alam fisik dengan alam metafisik melalui perenungan dan mujahadah dari dalam drinya.[2]
Selanjutnya dalam buku karangan Muhammad Izzudin Taufiq diterangkan pula bahwa al-Ghazali memaparkan bahwa dalam penciptaan manusia selalu disertai dengan empat cacat  dan dari empat cacat inilah timbul empat jenis klasifikasi sifat yaitu ; sifat buas, sifat kebinatangan, sifat syetan dan juga sifat ketuhanan. Semua ini saling berhubungan dan terdapat korelasi sehingga dapat membentuk akhlak yang baik dan yang buruk. Al-Ghazali mengungkapkan “Ketahuilah bahwasannya setiap hati dan tentaranya mempunyai sifat masing-masing”.
Imam Al-Ghazali mengungkapkan ;
“Sifat babi yang selalu memuaskan syahwatnya akan membentuk sifat suka sesuatu yang kotor, najis, suka menghambur-hamburkan dan boros. Sifat anjing yang  terlalu mempertahankan diri (over-protected) menimbulkan sifat ngawur, tidak punya rasa malu dan juga sombong. Sedangkan sifat syetan yang suka memuaskan nafsunya dan terlalu mempertahankan dirinyamenimbulkan suka melakukan sifat tipu daya. Seandainya semua sifat itu dibalik dan tunduk pada sifat ketuhanan, maka hati akan stabil dan penuh dengan ilmu, kebijaksanaan dan juga keyakinan penuh.”

Sumber : “Al-Ghazali (Makalah)”, Disusun oleh Ahmad Mustafa, dkk. hlm 2-4

Post a Comment

أحدث أقدم