Kedudukan
Al-Quran Sebagai Risalah Rasul
Dan
Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki,
niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
apa yang telah kamu perselisihkan itu. (QS. Al-Maidah:48)
Pokok kandungan Ayat
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah
menurunkan Al-Quran kepada nabi dan Rasul terakhir Muhammad SAW. Al-Quran
adalah kitab Samawi terakhir yang membawa kebenaran, mencakup isi dan
membenarkan Kitab suci sebelumnya seperti Taurat dan Injil. Al-Quran adalah
kitab yang terpelihara dengan baik, sehingga ia tidak akan mengalami perubahan
dan pemalsuan.
Firman Allah menegaskan:
Firman Allah menegaskan:
Yang
tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
(QS. Fusilat:42)
Kosakata
Menerjemahkan kata (مهيمنا)
muhaiminan dengan tolak ukur sebenarnya belum sepenuhnya tepat. Kata ini
terambil dari kata haimana, yang mengandung arti kekuasaan, pengawasan serta
wewenang atas sesuatu. Dari sini kata tersebut dipahami dalam arti menyaksikan
sesuatu, memelihara dan mengawasinya. Al-Quran adalah muhaimin terhadap
kitab-kitab yang lalu, karena di menjadi saksi kebenaran kandungan kitab-kitab
yang lalu. Hal dapat terjadi, jika apa yang terdapat dalam kitab-kitab itu
tidak bertentangan dengan yang tercantum dalam Al-Quran. Demikian juga
sebaliknya, Al-Quran menjadi sanksi bagi kesalahannya, dengan kesaksian itu Al-Quran
pun berfungsi sebagai pemelihara.
Ada juga yang membaca kata di atas dengan (مهيمنا) muhaimanan dalam arti terpelihara, yakni Al-Quran terpelihara. Kitab suci ini dipelihara oleh Allah SWT. dengan berbagai cara, antara lain terpelihara redaksinya, kata demi kata bahkan huruf demi huruf melalalui hafalan jutaan umat Islam, penyebaran mushaf-mushaf Al-Quran, disket dan CD. Setiap kesalahan disengaja atau tidak, dalam bacaan atau tulisan segera akan diketahui dan ditegur oleh sekian banyak orang serta lembaga. Al-Quran jiga muhaiminan, yakni terpelihara makna-maknanya melalui penafsiran yang terus-menerus, dan dari saat ke saat dijelaskan oleh para ulama dan cendekiawan. Bila ada penafsiran yang jauh menyimpang, maka akan tampil para pakar meluruskan dan membantahnya. Pemeliharaan sejalan dengan firman-Nya:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr: 49)
Ada juga yang membaca kata di atas dengan (مهيمنا) muhaimanan dalam arti terpelihara, yakni Al-Quran terpelihara. Kitab suci ini dipelihara oleh Allah SWT. dengan berbagai cara, antara lain terpelihara redaksinya, kata demi kata bahkan huruf demi huruf melalalui hafalan jutaan umat Islam, penyebaran mushaf-mushaf Al-Quran, disket dan CD. Setiap kesalahan disengaja atau tidak, dalam bacaan atau tulisan segera akan diketahui dan ditegur oleh sekian banyak orang serta lembaga. Al-Quran jiga muhaiminan, yakni terpelihara makna-maknanya melalui penafsiran yang terus-menerus, dan dari saat ke saat dijelaskan oleh para ulama dan cendekiawan. Bila ada penafsiran yang jauh menyimpang, maka akan tampil para pakar meluruskan dan membantahnya. Pemeliharaan sejalan dengan firman-Nya:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr: 49)
Pesan
Beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari ayat ini yaitu supaya selalu berpegang teguh terhadap Al-Quran dan menjadikannya sumber dan landasan hukum dalam memutuskan sesuatu perkara. Serta larangan untuk tidak mengikuti hawa nafsu dalam menyelesaikan setiap perkara tersebut.
إرسال تعليق