Mencintai Rasulullah Adalah Syarat Keimanan

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya (kekuasaan-Nya), salah seorang di antara kamu tidak beriman sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada orang tua dan anaknya." 

Anas r.a. berkata, "Nabi saw. bersabda, 'Salah seorang di antaramu tidak beriman sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada orang tuanya, anaknya, dan semua manusia.'" 


Penjelasan 
Hadis diatas menyebutkan bahwa Rasulullah bersumpah atas dirinya dan Kekuasaan Allah, bahwa seorang muslim tidaklah beriman hingga Rasul lebih dicintai daripada orang-orang yang berharga termasuk orang tua, anaknya dan semua manusia. 
Tapi bukan berarti mengabaikan mereka semua, yang dimaksud disini adalah ketika kita mencintai anak, orangtua, saudara, istri, suami dan lainnya dipersilahkan tetapi cinta kepada Rasul harus melebihi itu semua. Karena manusia bersifat fana dan hatinya bisa berubah, jika termakan oleh cinta berlebihan pada seorang manusia maka bisa terbawa pada keburukan dan fanatisme buta.

Amaliah Cinta Kepada Rasul
Adapun dari hadis tersebut bisa terjadi bentuk pengamalan hadis sebagai berikut:
1. mengikuti setiap ajaran Rasul dan mencontohnya sebagai suri teladan karena mencintai Rasul bukan hanya cinta kepada sosok fisik tetapi mencintai apa-apa yang telah dia ajarkan karena itu berasal dari Allah.
2. Mempelajari setiap ajarannya dengan penuh seksama dan menuruti setiap anjurannya untuk beribahda seperti shalat, shadaqah, akhlaq dan lain-lain karena apa yang diperintahkan Rasul bukan hanya untuk ditelan mentah tetapi juga harus dipelajari dan diketahui makna dibaliknya sehingga menjadi pelajaran dan perkembangan wawasan bagi diri kita sendiri
3. Mengetahui bagaimana keadaan iman orang tua atau anak, karena iman seseorang itu bisa berubah-rubah, jika seandaninya orang yang paling kita cintai lebih mengutamakan dunia dan kepentingan pribadi daripada agama, maka disanalah letak paling tepat aplikasi dari hadis diatas. Karena seorang muslim bisa ditimpa cobaan dari sisi manapun, dan Rasul berusaha mengingatkan bahwa Allah dan Rasuln-Nya yang membawa nilai kebaikan dunia akhirat harus diutamakan daripada kepentingan duniawi dan nafsu.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama