Bangun di sepertiga malam dan shalat tahajud merupakan amalan sunnah yang utama yang dicontohkan Rasul, namun kita perlu mengetahui dalil mengenai tahajud dan bangun di sepertiga malam supaya menambah semangat dan kekuatan untuk melaksanakannya, berikut dalil-dalilnya:
A. Bangun Di Waktu Malam Menurut Al-Qur’an
“Mereka itu tidak sama; di antara ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca Ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (shalat)” (QS. Ali ‘Imran 3:113)
“(Yaitu) orang-orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, sesung-guhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka”, (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menaf-kahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali ‘Imran 3:16-17)
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu Mengangkat kamu ke Tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’ 17:78-79)
“Dan Hamba-hama Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqan 25:63-64)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan Ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan Ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhan-nya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya sedang mereka berdoa kepada Tuhan-nya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari Rezeki yang Kami Berikan kepada mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (QS. As-Sajdah 32:15-17)
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan Rahmat Tuhan-nya? “ (QS. Az Zumar 39:9)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang Diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)”.(QS. Adz Dzariyat 51:15-17)
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan Menu-runkan kepadamu Perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS. Al Muzzammil 73:1-6)
“Sesungguhnya Kami telah Menurunkan al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabar-lah kamu untuk (melaksanakan) Ketetapan Tuhan-mu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka. Dan sebutlah Nama Tuhan-mu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” (QS. Al-Insan 76:23-26)
B. Bangun Di Waktu Malam Menurut Hadis
“Pada setiap malam – di sepertiga terakhir pada bagian malam – Allah turun ke langit dunia, dan berseru, “Siapa yang memanggil-Ku, maka Aku pun akan menyambutnya. Siapa yang memohon kepada-Ku, Aku pun mengabulkannya. Dan siapa yang memohon ampun, maka Aku pun mengampuninya.” Ucap Rasulullah saw. yang dituturkan kembali oleh Abu Hurairah ra. (HR Bukhari, Malik, Muslim dan Tirmidzi)
Menurut Abu Umamah, Rasulullah saw. suatu kali pernah ditanya seseorang tentang do’a yang mudah dikabulkan oleh Allah. “Do’a yang paling mudah dikabulkan ialah do’a yang dipanjatkan di tengah malam – yang terakhir – dan disetiap usai shalat wajib!” jawabnya. “Hadis ini hasan sahih, “ucap Tirmidzi – perawi Hadis ini.
Hendaklah kalian rajin bangun malam (bertahajud). Sebab hal itu telah menjadi kebiasaan para orang saleh sebelummu. Dan yang menyebabkan kau dekat dengan-Nya. Juga dihapuskannya dosa-dosa kalian, sekaligus penangkal segala penyakit yang berasal dari tubuh.” Sabda Rasulullah saw. yang ditiru kembali oleh Bilal ra. (HR. Tirmidzi)
“Rasulullah saw. tidak pernah meninggalkan shalat malam. Apabila beliau sedang sakit atau lelah, maka shalatnya dilakukan dengan duduk,” ucap Aisyah ra. (HR. Abu Daud)
Pernah diceritakan seorang sahabat pada Rasulullah saw., bahwa ada seseorang yang sepanjang malam tertidur pulas, dan tidak bangun untuk shalat. “Telinga orang itu telah dikencingi oleh setan.” Ucap Rasulullah saw. memberikan tanggapan. (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i)
“Sebaik-baiknya shalat setelah fardhu, adalah shalat malam (Tahajud).” Kata Abu Hurairah ra. (HR. Muslim)
Diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amru bin Ash ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: “Barangsiapa shalat malam dengan membaca sepuluh ayat Al-Qur’an, maka tidaklah ia akan dicatat sebagai orang-orang yang lupa. Barangsiapa yang shalat malam dengan membaca seratus ayat Al-Qur’an, maka dia dicatat sebagai kaum Qaanitiin (patuh) – mereka yang gemar beribadah. Barangsiapa yang shalat malam dengan membaca seribu ayar Al-Qur’an, maka ia dicatat sebagai kamu Muqanthiriin – orang kaya yang gemar mensedekahkan hartanya (HR. Abu Daud). Menurut Abdullah bin Hubaisy Rasulullah saw. pernah ditanya, “Amalan apakah yang paling afdhol?” “Seafdhol-afdholnya amalan adalah berdiri panjang dalam shalat malam!” jawabnya.
Diriwayatkan oleh Aisyah ra. bahwa Rasulullah saw. shalat malam sebanyak sepuluh rakaat, ditambah satu rakaat shalat witir dan dua rakaat shalat sunnah al-Fajri. Semuanya tiga belas rakaat. (Hadis ini dikeluarkan oleh enam imam hadis, sedangkan lafadhnya diambil dari Muslim)
“Jika kamu melaksanakan shalat malam, maka awalilah dengan dua rakaat yang agak ringan. (Hadis ini dikeluarkan oleh Muslim dan Abu Daud). Dalam riwayat Abu Daud bahkan ada tambahan, “Jika mau, maka lanjutkanlah dengan yang panjang bacaannya!”
Posting Komentar