Iman Kepada Taqdir


Apa itu iman kepadaTaqdir?
Taqdir adalah ketentuan Allah terhadap segenap makhluk sesuai dengan ilmu-Nya terhadap segala sesuatu itu sejak sebelumnya, serta sesuai dengan hikmah-Nya.
Iman kepada taqdir yaitu kepercayaan yang pasti bahwa segala sesuatu, yang baik maupun yang buruk, semuanya adalah dengan qadha' dan qadar Allah. Dan Dialah Yang Maha Berbuat terhadap apa yang la kehendaki, sesuatu tidak akan terjadi kecuali dengan kehendak-Nya, tidak ada sesuatupun yang keluar dan kehendak-Nya, tidak suatupun di alam semesta ini yang keluar dari taqdir-Nya, dan tidak akan berjalan kecuali berdasarkan pengaturan-Nya, tak seorangpun yang bisa mengelak dari takdir yang telah ditentukan, ia tidak akan melampui apa yang telah digariskan di Lauhul Mahfuzh. 
Dialah yang menciptakan perbuatan hamba, keta'atan dan kemaksiatan. Meskipun demikian, Dia memerintah dan melarang hamba-Nya, dan dijadikan-Nya mereka menentukan pilihan untuk perbuatan mereka sendiri, mereka tidak dipaksa untuk melakukannya, tetapi semuanya. terjadi sesuai dengan kemampuan dan kehendak mereka, dan Allah yang menciptakan mereka serta yang menciptakan kemampuan mereka. 
Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya dengan rahmat-Nya dan menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dengan hikmah-Nya. Ia tidak ditanya tentang apa yang Ia perbuat, sedang mereka ditanya tentang perbuatan mereka.
Beriman kepada taqdir Allah adalah salah satu rukun iman. Hal itu sebagaimana jawaban Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Jibril alaihis salam ketika ia bertanya tentang iman. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan hendaknya engkau beriman kepada qadar (taqdir Allah), yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
"Seandainya Allah ta'ala menyiksa penduduk langit dan bumi, niscaya Ia menyiksa bukan karena berbuat zhalim kepada mereka, Dan seandainya Ia memberi  rahmat kepada mereka, niscaya rahmat itu lebih baik dari amal perbuatan mereka. Dan seandainya engkau memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian engkau infaqkan dijalan allah, tentu hal itu tidak akan diterima daripadamu sehingga engkau beriman kepada qadar, dan engkau mengetahui bahwa apa yang (ditaqdirkan) menimpamu pasti tidak akan meleset dan apa yang (ditaqdirkan) tidak mengenai dirimu pasti tidak akan menimpamu, dan seandainya engkau mati tidak dalam (kepercayaan) ini niscaya engkau menjadi penghuni Neraka." (HR. Ahmad).

Sumber
Beriman Kepada Taqdir   
Oleh : Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abd. Lathif
Disalin dari Kitab 'TAUHID untuk Pemula dan Lanjutan' hal 217-239
e-Book ini didownload dari www.ibnumajjah.com

Post a Comment

أحدث أقدم