Di zaman sekarang, cerita tentang kecelakaan dan bencana karena kendaraan adalah sajian setiap hari. Dimulai dari pesawat jatuh, tabrakan kereta api, kendaran, hingga berbagai sial lainnya yang menimpa umat manusia akibat kendaraan.
Kesadaran akan fenomena ini sudah barang tentu menuntut kita untuk bersikap waspada dan hati-hati ketika mengendarai kendaraan. Semua itu bertujuan agar kendaraan menjadi nikmat dan bukan sumber petaka.
Walau demikian, fakta telah membuktikan bahwa kesadaraan saja tidak cukup. Betapa banyak orang yang telah sadar akan hal tersebut, sehingga berlaku waspada, namun tetap saja menuai celaka dari kendaraannya. Kenyataan ini tentu menjadikan anda bertanya-tanya: mengapa semua ini dapat terjadi?
Jawabannya hanya ada satu: seluruh makhluq tunduk kepada kehendak Allah Ta’ala. Allah kuasa untuk menimpakan kecelakaan kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Dan sebaliknya, Allah pun kuasa untuk menyelamatkan siapa saja yang ia kehendari. Betapa banyak orang yang megalami kecelakaan kendaraan, namun ia selamat tanpa mengelami luka sedikitpun.
Allah Ta’ala telah mengingatkan kita akan fenomena ini dalam firmannya:
“Dan Kami ciptakan untuk mereka apa yang dapat mereka kendarai seperti bahtera itu (bahtera nabi Nuh ‘alaihissalam). Dan jika Kami menghendaki, niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiada yang kuasa menolong mereka, dan tidak pula mereka dapat diselamatkan. Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberi kesenangan hidup hingga suatu waktu.” (QS. Yasiin/36: 42-44)
Dan pada ayat lain Allah berfirman:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah kapal-kapal yang berlayar di lautan yang menjulang bak gunung. Jika Dia kehendaki, maka Dia kuasa untuk menjadikan angin diam tidak berhembus, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan air laut. Sesungguhnya pada yang demikianitu terdapat tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur. Atau Ia membinasakan kapal-kapal itu, akibat dari ulah mereka, dan Dia mengampuni sebagian besar dari mereka.” (QS. As Syura/42: 32-33).
Mungkin ini yang mendasari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita agar memohon perlindungan kepada Allah dari sial kendaraan.
“Bila engkau menikahi seorang wanita atau membeli seorang budak, hendaknya ia berdoa: “Ya Allah aku memohonn kepadamu untuk mendapatkan kebaikannya dan kebaikan perangai yang telah Engkau ciptakan padanya. Dan aku juga berlindung denganmu dari kejelekannya dan kejelekan perangai yang telah Engkau ciptakan padanya. Dan bila engkau membeli seekor onta, hendaknya engkau memegang ujung punuknya, dan ucapkan doa yang serupa. (Riwayat Abu Dawud)
Oleh : Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri MA
Sumber: Web STDI Imam Syafi Jember www.stdiis.ac.id
e-Book didownload dari www.ibnumajjah.wordpress.com
إرسال تعليق